Monday, December 31, 2012



Hari Senin siang kemarin saya pergi ke Bogor, dan berencana untuk pulang sore. Tapi ternyata realita berkata lain, saya baru keluar dari Bogor sekitar pukul 7 malam. Sesungguhnya saya ingin sekali pergi ke rumah Kias, karena teman-teman saya berkumpul disana, merayakan malam tahun baru bersama.  Tapi karena saya tidak tega ninggalin Ibu saya, jadi saya memutuskan untuk di rumah saja pada malam tahun baru (Mbak Narti sudah pulang kampung). 

Selama di perjalanan menuju Jakarta, saya bimbang. Dan Idham meyakinkan untuk pergi saja ke rumah Kias, sekali-kali katanya. Sebenernya memang tidak apa-apa juga kalau saya pergi, saya akhirnya minta izin ke Ibu saya, "Jangan main kembang api, makan-makan aja" katanya. Sesunguhnya yang saya khawatirkan itu "Ibu saya kan ga bisa silat, kalau ada apa-apa bagaimana?"

Dan saya memutuskan untuk ke rumah Kias. Tapi sebelum kerumah Kias, saya harus menge-drop Idham dulu di Pasar Baru. Ah tak terpikirkan oleh saya sebelumnya bahwa bakal banyak jalan yang ditutup, saya kira hanya kawasan yang diberitakan di media saja. Jalanan sangat padat, setelah mengatarkan Idham, saya terjebak dalam kemacetan. Banyak sekali mobil, motor dan manusia yang seenaknya jalan kesana kemari yang memperparah kemacetan. Kepala ini rasanya mau meledak, saya sendirian di dalam mobil, mencari cara untuk tidak stres sendiri. Akhirnya saya mendngarkan lagu dari Ipod dengan earphone yang ternyata rusak, sedihnya. 

Dan ketika saya sudah di jalan menuju Salemba (saya harus berputar jauh untuk mencapai Jakarta Selatan), sebuah pemandangan yang sangat menghibur. Ada manusia yang nemplok di belakang bajaj, seperti cicak! Pemandangan yang sangat menghibur dikala sepi yang melanda di perjalanan. Oh iya, sebelum saya mengantar Idham, saya juga melihat bajaj oranye mundur! Ini pertama kalinya saya melihat bajaj mundur secara otomatis, karena yang biasa saya lihat bajaj mundur secara manual (didorong sama supir).

kurang lebih seperti ini ilustrasi kejadiannya

Pukul 11.50 saya sampai rumah, dan tidak jadi kerumah Kias, saya sudah terlalu lelah melewati kemacetan yang luar biasa. Tidak langsung masuk rumah, namun saya tetap di dalam mobil, melihat kembang api berwarna-warni yang tetangga saya nyalakan. Sambil ditemani oleh Idham via telepon. 

Malam tahun baru yang menyebalkan karena terkena macet yang membuat naik pitam. Lebih zonk daripada hanya tidur di rumah atau  hanya melihat acara di telivisi. 

Selamat Tahun Baru 2013 bagi yang merayakannya. 
Cheers! :)


Tuesday, December 25, 2012



Jadi ceritanya saya ini sedang dalam krisis (kalau menurut saya sih seperti itu). Saya sedang krisis semangat, semangat melakukan apa  saja yang notabene itu adalah hobi saya. Yang biasanya saya bisa lakukan di waktu senggang. Mungkin sudah agak lama saya mengalami krisis ini. Yang saya lakukan dalam waktu kosong hanya bermalas-malasan, bahkan untuk browsing hal-hal menarik pun saya tidak terlalu tertarik. Aneh, padahalah saya yang dulu bisa panas dingin kalau sehari ga menyentuh laptop dan browsing, saya yang merasa dunia-hampa-tanpa-internet, merasa rindu luar biasa sama Suze si laptop tercinta jika sehari saja tidak bertemu. Tapi sekarang browsing, menggambar, menjahit, membaca, memasak, membuat ini-itu sudah jarang sekali saya lakukan, karena tidak ada keinginan. Kalau di dalam ftv mungkin saya sedang dalam adegan berkaca sambil berkata "kemana dirimu yang sebenarnya, cendy?mana semangatnya?". 

Dan dalam menstabilkan krisis yang terjadi dalam kehidupan saya, maka dari itu saya membuat sebuah akun yang isinya berbagai macam gambar dari pikiran seorang Cendy Mirnaz. Didalamnya terdapat gambar lama dan gambar baru. 


Sebenarnya inti dari post ini cuma mau memberi tau link ini saja sih.





Awal dari kegiatan mengirim postcard ini sebenarnya dikarenakan ada tugas dari Bapak Hagung di mata kuliah CB4 (ya, ini sudah lama sekali). Dan sebelumnya Idham (belum jadi pacar) juga mengirimkan beberapa postcard kepada saya. Jadilah saya berpikir untuk mengirimkan postcard juga kepada teman-teman terdekat saya. Postcardnya berisikan foto / illustrasi dengan tulisan SEMANGATTA, maksudnya sih biar semua semangat tugas akhir. Tapi sayangnya tidak semua postcard sampai di tangan penerima nya :(








Wednesday, November 28, 2012




You are my sunshine 
My only sunshine 
You make me happy 
When the skies are grey 
You'll never know dear 
How much I love you 
So please don't take 
My sunshine 
Away 

♪ ♫ ♩ ♬


Saturday, November 24, 2012




Akhirnya,

Cendy Mirnaz, S.Sn



Thursday, November 15, 2012



Ceritanya ini adalah sebuah cerita atau mimpi atau nyata.

Hari Rabu sore kemarin, saya pergi ke Majestik bersama Evelyn tujuannya adalah fitting kebaya untuk wisuda. Alhamdulillah hasilnya tidak mengecewakan hanya perlu di perbaiki sedikit di beberapa bagian. Sebetulnya dari Majestik saya ingin langsung pulang, badan saya sudah lelah, karena saya berenang di pagi hari dan tidak tidur sesudahnya ( karena template sesudah berenang adalah makan lalu tidur ). Tetapi Evelyn meminta saya untuk menemaninya makan ayam kalasan favoritnya di daerah Panglima Polim dan dia sudah memberi tahu beberapa hari sebelumnya kalau ada ingin yang dia ceritakan, cerita sedih. 

Kami bercerita, ber-gossip seperti yang biasa kami lakukan. Evelyn sedang ada masalah di rumahnya, jadi dia malas untuk pulang dan meminta untuk ditemani hingga jam 9 malam. Saya sudah mulai terlalu kelelahan, akhirnya saya bertanya apa cerita sedih yang mau di ceritakan. Tapi Evelyn tidak mau cerita di tempat ini, ramai dan terang, katanya mood dia akan langsung berubah kalau bercerita masalah ini. 

"Cen, ceritanya di taman sana aja yuk, yang sepi"

Ah, saya memilih untuk duduk di tempat yang bisa sambil minum, yang ada penjualnya. Evelyn bersikeras untuk bercerita di tempat yang sepi, dia pun menawarkan pilihan lain. 

"Deket birdcage cen, deket sekolahan yang ada tong sampahnya, kata Edward disitu enak"

Dia memang sms terus-terusan dengan pacarnya, Edward. Yasudahlah, saya pun mengalah, namanya juga lagi sedih. Setelah sampai di tempat yang dia maksud, Evelyn pun bercerita. Masalahnya cukup rumit, karena berhubungan dengan orang-orang yang menyeramkan. Bingung harus bagaimana, saya pun cuma bisa berkata seadanya. 

Evelyn si perokok yang katanya sudah jarang merokok, dia pun keluar mobil untuk pergi merokok. Saya pun akhirnya turun dan duduk disebelahnya, mati gaya saya kalau berdiam sendirian di dalam mobil. Evelyn bercerita kalau Edward sedang ngambek karena dia belum juga pulang, ah dasar laki-laki. 

"Cen, aku beli teh dulu yah, haus banget ini, mudah-mudahan masih bisa mesen"

Evelyn pergi ke seberang membeli teh di warung yang sepertinya sudah mau tutup. Saya tidak ikut beranjak, terlalu malas untuk berdiri. Tiba-tiba dari kanan saya ada 2 laki-laki yang mengenakan hoodie  dan penutup mulut. Wah ada bomber pikir saya. Tapi mereka menuju ke arah saya, dan tiba-tiba menggotong saya. Saya sesungguhnya sangat terkejut, tapi dari film-film yang saya tonton, saya mempelajari bahwa dalam keadaan seperti itu saya harus tenang, saya juga sempat berpikir bahwa saya sedang dikerjai. Tapi kenapa lama-lama mereka makin heboh, muka saya ingin ditutup dengan kain, dan salah satu dari mereka mencoba menggambil kunci mobil saya. Tangan kiri saya sudah berada di bawah kolong mobil, handphone dan kuncil mobil saya pegang erat-erat dan saya berusaha jauhkan dari badan saya agar tidak dapat diambil. Posisi saya sudah terlentang ditanah, kaki saya di pegang, muka saya ingin ditutup dengan kain. Evelyn datang dan berteriak-teriak memanggil nama saya, namun dia disingkirkan oleh salah satu dari mereka. 

"Peee...peee"
"Epe, could you help me please?"

Saya lemas dan tidak tau harus berbuat apa, Evelyn sepertinya susah menolong saya, dia dihadang salah satu dari mereka. Dengan sok tenang, sambil kaki saya menendang menonjok apapun yang terjangkau, saya gigit tangan yang berusaha merogoh kunci mobil saya. Kacamata saya sudah entah dimana, celana saya hampir melorot, saya tetap menendang dan menonjok. Entah tidak ada orang di sekitar situ, tapi tidak ada yang menolong saya. 

Dan tiba-tiba mereka berlari, entah kemana. 

Saya kesal, sungguh kesal. Lalu saya mengambil paper spray yang ada di mobil dan berharap kalau ketemu lagi saya bisa menyemprotkan ke wajah mereka. Ceritanya mau balas dendam (sok). Akhirnya saya masuk ke mobil, ingin pulang. Selama perjalanan pulang saya hanya diam, berpikir, menerka-nerka, Evelyn yang duduk di kursi sebelah ketakutan menelpon (atau di telpon) pacarnya.

Sesampainya di rumah, saya masih bisa tenang dan bercanda sambil browsing film-film korea bersama Evelyn. Saya malas membahas kejadian tadi, nanti saja kalau mood saya udah happy. Saya menyarankan Evelyn agar dia di jemput saja oleh Edward, sudah terlalu malam.  Sembari menunggu Evelyn di jemput, saya ingin istirahat sebentar di kamar saya yang dingin, hari ini terlalu melelahkan. Tidak lama kemudian, Evelyn sudah di jemput, ah cepat sekali, saya baru tertidur sebentar.

"Cendyyy, Happy Birthdaay, happy birthday to you"

Saya hampir menangis, kaget, perasaan campur aduk. Banyak sekali yang datang ke rumah saya. Tiba-tiba di kejauhan saya melihat pacar saya yang katanya ke Jogja, yang katanya lagi kerja, yang katanya lagi dengerin ceramah ekonomi, yang katanya baru pulang ke Jakarta tanggal 16. Saya sangat percaya dia ada di Jogja  untuk bekerja dan sempat  sedih karena tau dia tidak ada di Jakarta sewaktu ulang tahun saya.

Ternyata dua lelaki yang saya kira bomber itu adalah temannya Idham, Gopak dan Faris. Saya sungguh   merasa bersalah karena saya sudah menendang muka, menggigit tangan, tonjok asal sana sini semata-mata demi keselamatan diri dan Roxxane. Swkatu kejadian, pikiran saya bercabang, mungkin ini saya sedang di kerjai, tapi kalau saja ini sungguhan dan saya benar-benar di culik, saya tidak bisa membayangkan seperti apa saya nanti, seram juga.

Ternyata sewaktu makan ayam kalasan, saya di kasih obat tidur di minuman saya. Yang untungnya tidak mempan, saya memang terasa lelah, tapi saya masih bisa menahan untuk tidak tertidur. Sayang yang menemani Idhams sewaktu membeli obat itu, dia bilang obat itu untuk temannya yang dari USA yang biasa meminum obat itu, obat buat pusing akut katanya.

Ternyata cerita Evelyn yang menyeramkan dan sedih itu fiktif belaka, saya sudah merasa sedih dan perihatin untuk Evelyn.

Ternyata rencana sebenarnya bukan seperti ini, semua rencana digagalkan oleh saya. Rencana awalnya lebih jahat (saya kesal ketika Idham menunjukkan film referensi penculikan, video kidnapping for dummies, menceritakan saya harusnya diapakan saja).

Saya sesungguhnya sempat curiga, karena ada beberapa hal yang janggal, tapi saya ga mau ge-er. Tapi dibalik drama malam yang menegangkan itu, dibalik semua kebohongan yang terjadi, saya senang luar biasa. Saya selalu senyum-senyum sendiri kalau mengingat hari itu, seperti mimpi. Saya sangat senang karena masih ada mengingat hari saya, karena teman-teman saya yang luar biasa yang mau meluangkan waktunya untuk saya, karena pacar saya yang hebat yang sudah merencanakan drama yang menegangkan ini.

Umur saya di dunia makin berkurang, walaupun kebanyakan orang bilang kalau umur itu bertambah. Harapan saya? Saya ingin bisa menjadi manusia yang selalu bersyukur, bersyukur di kelilingi orang-orang yang luar biasa hebat, bersyukur atas segala hal yang sudah diberikan oleh Tuhan.

Dan..saya ingin menjadi secret agent.


 I thank you all for the super suprise, words can't describe how happy I am.





Sebuah kejutan lainnya dari Idham dan sebuah kiriman paket dari Diva Meshia :)


Sunday, November 11, 2012





Selalu ada rindu  di setiap perjalanan panjang.
( di gambar sewaktu perjalanan 40 hari di NTT )

Walaupun engga mirip dan beda-beda setiap gambar, tapi yaudah lah ya :D




Thursday, November 8, 2012




Dan akhirnya saya mempunyai teman untuk photo-booth gemas di kantor.
Alhamdulillah :')


Monday, August 20, 2012



"Everybody seeking for happiness, what do they wanna see?
Everybody seeking for happiness, but what is it really?"
-Soko

Kebahagiaan, sepertinya ini yang dicari semua orang. Tapi seperti apa kata Soko, kebahagiaan itu sesungguhnya apa?menjadi kaya raya? Belum tentu juga orang terkaya di negeri ini atau di dunia ini bahagia akan kekayaan yang mereka miliki. Kenapa ada saja yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya?Apa kebahagiaan itu berupa materi?

Happiness is something that you are lucky to find.
-Unknown


Pekanbaru, 2012
Setelah perdebatan antara Jaksa dan Pengacara




Friday, July 20, 2012




sweet sweet tangerine
oh i want you so bad



Monday, July 16, 2012





"Aitakatta..aitakatta"

Harus banget foto ala cewe-cewe gemes AKB48 dan sisterhoodnya JKT48. Saya juga baru tau ada lagu aitakatta dari Dinar yang menyanyikan berulang-ulang. 
Saya sudah melewati masa-msa ter-entah dan ter-santai dan ter-tidak-saya-banget.

TUGAS AKHIR

Alhamdulillah sudah melewati sidang akhir, yang harus sakit perut dulu karena nunggu giliran. Tugas akhir yang saya biarkan mengalir seperti sungai. Stres, tangis, marah, senang dan berbagai macam emosi lainnya. Semuanya terkumpul di Tugas Akhir. Sesantainya saya ngerjain tugas, saya ga pernah sesantai ngerjain tugas akhir. Se-stres-nya ngerjain tugas, saya ga pernah se stres ngerjain tugas akhir. Dibilang peduli juga bukan, engga peduli juga bukan. Agak kompleks memang hubungan saya dengan tugas akhir saya. Nilai?serahkan saja sama dosen dan Tuhan, saya belum tau.

Menurut saya, yang terpenting dalam tugas akhir saya adalah proses dan inti yang saya dapatkan selama Tugas Akhir. Saya mendapatkan banyak sekali ilmu tentang branding oleh dosen pembimbing saya, Pak Nico. Sangat berterima kasih atas ilmu yang sudah di sharing-kan kepada Geng Branding Backup Bersama (Geng BBB, nama kelompok yang dibimbing pak Nico). Dan untuk Geng BBB, terima kasih banyak atas semangatnya dan kebersamaannya. Untuk teman-teman saya yang selalu menyemangati satu sama lain. Untuk Idham, yang selalu ada membantu, teman brainstroming. Terima kasih untuk Tuhan yang masih memberi kesempatan saya untuk hidup dan menyelesaikan Tugas Akhir saya, yang sudah menitipkan orang-orang hebat disekeliling saya.

Dan inti nya adalah, pilihlah tema Tugas Akhir dengan apa yang benar-benar keinginan dari dalam hati. Jangan terlalu banyak kepala, ikuti kata hati biar ngerjainnya sepenuh hati.

Saya rindu kuliah , saya rindu teman-teman.
Terima kasih atas kebersamaanya selama kurang lebih 6 bulan.









15 Juli 2012

Sebuah kejutan sederhana untuk lelaki yang selalu membuat saya tertawa, bahagia :)
Rencana hanya rencana, saya sudah menyiapkan rencana A, B, dan C. Namun lagi lagi hanya rencana, terbentur oleh Tugas Akhir saya dan beberapa hal lainnya, hampir gagal, namun ternyata saya punya rencana dadakan "yang penting harus di-jadi-in gimana pun caranya". Meskipun telat satu jam, rencana saya berhasil, entah kaget atau sok-sok kaget (karena saya ketawan membuat buku itu).

Selamat ulang tahun, semoga hidup kamu selalu berwarna, Warna :)




Friday, July 6, 2012

Tuesday, July 3, 2012

Photobucket
b r a i n d a m a g e


this + photoshop





Saturday, June 2, 2012


Because we are the living dead, the living dead, the living dead.
heartless and brainless



Saturday, May 5, 2012



Berawal dari teman saya Annisa Hendrato atau yang biasa dipanggil Nisul mengirimkan link website yang isinya tentang Festival Solo Menari 24 Jam. Secara random kami memutuskan untuk pergi ke Solo. Ditengah kesibukan Tugas Akhir, di tengah mengejar deadline, saya pergi ke Solo. Ini baru pertama kalinya saya pergi ke Solo, maka dari itu saya sangat bersemangat.

Kami akhirnya mencari tiket kereta, kami menggunakan kereta Senja Utama, dikarenakan kami ingin tepat waktu tiba di Solo pagi hari, kami mengharapkan tiket promo masih tersisa, tapi sayangnya sudah habis. Perjalanan dari Jakarta ke Solo menghabiskan waku kurang lebih 10 jam. Dan ternyata kami tiba di waktu yang sudah di janjikan.


Setibanya di Solo, kami langsung menuju Slamet Riyadi menggunakan becak. Karena hari Minggu, ternyata di Solo juga ada CFD (Car Free Day). Tapi agak sedikit berbeda dengan di Jakarta, di Solo bisa dikatakan semuanya-serba-ngumpul-disini. Di jalan besar ini, ada yang Tae Kwon Do, komunitas perliharaan reptil, anjing yang hanya sekedar berkumpul mengajak jalan-jalan binatang peliharaannya, ada yang bermain pingpong, voli, badminton, komunitas origami, ada panggung acara, booth jajanan, sampai ada yang bermain catur dan sepertinya masih banyak kegiatan yang lainnya. Ternyata festival menari baru mulai jam 8 pagi, akhirnya kami memutuskan untuk istirahat sejenak sambil minum es (saya lupa apa namanya) + roti. Trotoar di Jalan Slamet Riyadi ini besar sekali, jadi banyak sekali yang berjualan disana. Di jalan besar ini terdapat Wi-Fi, bangku di pinggir jalan, pohon-pohon yang meneduhkan. Satu kata, wow!



Akhirnya Festival Menarinya pun dimulai, saya kira pestival ini akan diadakan 24 Jam di sepanjang jalan Slamet Riyadi, namun ternyata festival ini dilaksanakan di beberapa tempat. Seru sekali, berbagai macam tarian ada di festival ini, dari tarian daerah sampai kontemporer, dari yang kecil sampai yang tua. Kostum yang penuh warna yang sangat memanjakan mata.


Setelah melihat iring-iringan orang yang menari, kami memutuskan untuk mencari penginapan, badan terasa sangat pegal, rasanya ingin cepat-cepat menaruh tas kami. Akhirnya kami berjalan ke arah Keraton Surakarta, kata anak muda yang kami sempat ngobrol-ngobrol di perjalanan, disana banyak tempat penginapan. Sesampainya di pasar batu akik, kami bertanya kepada tukang becak, ada dua tukang becak yang menyarankan tempat penginapan, dan akhirnya kami memilih untuk melihat penginapan yang berada di belakang Slamet Riyadi. Nama penginapannya hotel Nirwana, cukup bersih dan besar untuk harga 60 ribu permalam. Memang terlihat seperti kamar rumah sakit, tapi itu tidak menjadi masalah yang penting nyaman.


 Setelah bersih-bersih, istirahat sebentar, lalu kami bergegas untuk sarapan. Di perjalan mencari makan, kami melewati pasar ngarsopuro yang sedang mengadakan lomba paskibra. Saya terkejut melihat banner tempat makang "Nasi Sop Sapi Rp. 2000". Sempat terharu "Suul, itu makanan apaan cuma dua ribu, makanan boongan ya?". Mana ada di Jakarta makanan semurah itu, Rp 2000 belum tentu dapat aqua botol. Akhirnya kami memutuskan makan nasi kari. Terharu kuadrat, saya hanya mengeluarkan Rp 4000, enak dan kenyang. 

 Nisul mempunyai janji untuk bertemu dengan saudara pacarnya, namanya Epih. Kami berencana untuk naik bis wisata tingkat dua. Saya sangat bersemangat, karena belum pernah naik doubledecker sebelumnya. Bertemu di Grand Solo Mall, ternyata festival menari juga diadakan disana.  Setelah melihat beberapa pertunjukkan tari, dengan naik becak bertiga, kami menuju pool tempat Wekundara (nama bis tingkat dua). Kata Epih, kita harus duduk yang diatas, dan setelah jalur kembali, kita harus bergantian dengan penumpang yang berada di bawah. Namun karena penumpangnya tidak terlalu banyak, kami bisa tetap berada diatas sampai kembali ke pool. Duduk diatas itu sangat membuat mengantuk, walaupun suka ngeri kalau ke senggol pohon, tidak menghalangi saya untuk tidur. Anginnya sepoi-sepoi, cuacanya pas. Di perjalanan pulang, saya terbangun kaget dikarenakan ada ranting pohon yang masuk yang hampir menghantam saya, namun di tangkap oleh ibu yang duduk di sebelah saya.


Malamnya kami makan malam dan ke mampir ke rumah Epih, sesudahnya kami pergi ke ISI untuk melihat pertunjukkan tari lainnya. Ramai sekali yang menonton pertunjukkan tari disini. Kami tidak mengikuti acara sampai habis, karena akan berlangsung hingga pagi. Jadi hanya beberapa grup yang kami lihat. Ternyata yang berpartisipasi tidak hanya dari Solo, dari daerah lain juga berpatisipasi, Padang, Yogya, Riau, dll. Favorit saya Pragina Gong, ternyata mereka pernah menjadi finalis Indonesia Got Talent (saya baru tau karena sudah tidak pernah nonton TV). Mereka menggabungkan unsur tradisional Indonesia dan modern.



"Pak Kidi becaknya ganti yah pak, kok ini lebih kecil becaknya, bapak punya bacak yaah?"

Keesokan harinya, di depan hotel kami, Pak Kidi sudah menunggu didepan. Pagi sekali, akhirnya kami ke Pasar Gede, sekedar mencari sarapan dan berkeliling pasar. Disana saya membeli teh pelangsing (namun sampai sekarang baru diminum 1 kali, karena efeknya harus bolak balik toilet). Setelah dari pasar gede kami melanjutkan perjalanan ke Pasar Ngarsopuro, untuk melihat barang-barang antik. Nisul mencari kelereng, dan beruntungnya salah satu toko disana menjual kelereng. Saya hanya melihat-lihat saja, banyak barang yang ingin saya beli, tapi sayangnya saya tidak menyiapkan dana lebih. Karena kami belum mempunyai tiket pulang, kami mampir sebenar ke stasiun untu mecari kereta ekonomi. Namu sayang sekali, kami kurang beruntung, tiket ekonomi sudah habis terjual, kecewa sangat kecewa, jadinya berat di ongkos, dan akhirny kami pergi ke stasiun tempat kami tiba untuk membeli tiket bisnis. Kelelahan, akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke hotel, bersih-bersih, lalu istirahat. Setelah istirahat kurang lebih 2 jam, kami beranjak untu pergi ke alun-alun utara, jalan kaki dari hotel ke alun-alun utara, ternyata jauh juga. Sayang sekali sebelumnya hujan, jadi yang berjualan sepi. Kami duduk-duduk di angkringan sambil bercerita, dengan ditemai hujan. Setelah lama menunggu hujan yang idak kunjung reda-reda, akhirnya kami memutuskan untuk naik becak ke sebuah restoran untuk bertemu dengan Epih. Saya lupa nama restorannya apa, tapi disitu ada kipas angin besar sekali yang minta dicuri karena gemes tiada tara. Kenyang, kami berencana duduk-duduk cantik sambil minum susu murni. Letaknya tidak jauh dari restoran tempat kami makan. Hujan belum juga reda, akhirnya kami memutuskan menggunakan taksi untuk menuju hotel.

"Besok lagi yah pak tolong anter kita, jam 9 an yaaa"


"Pak Kidi kok datengnya pagi banget"
"Iya mba, gapapa saya nunggu aja"
"Yaudah kita mau cari makan dulu yah pak di deket sini"

Tidak jauh dari hotel kami, kami makan Selat Solo. Enak, saya baru pertama kali mencoba. Handphone Nisul berbunyi, sms masuk, "Mba saya udah di depan hotel yaah". Bingung, karena tadi kita bertemu, mungkin Pak Kidi lagi skip jadinya mengingatkan. Setelah sarapan, kami menuju hotel, menyapa Pak Kidi. Tapi kenapa ada 2 becak, setelah berdsikusi sambil bingung sambil ketawa-ketawa dan mencoba menelepon Pak Kidi, ternyata bapak tukang becak itu adalah Pak Kidi yang sebenarnya!

Jadi kemarin itu seharian kita pergi dengan siapa?Kenapa bapak itu setiap dipanggil dengan nama Pak Kidi nyaut?

Ini adalah kejadian terlucu selama saya di Solo, mungkin memang sudah rejeki bapak itu, Bapak KidiX (saya tidak tau namanya siapa). Akhirnya Nisul meminta maaf kepada bapak KidiX dengan alasan udah dipesankan becak sama saudara. Hari ini jadwal padat dan hari ini adalah hari terakhir kami di Solo. Kami pergi ke Pasar Klewer untuk berbelanja dan melihat batik. Setelah itu kami pergi ke tempat pembuatan peti mati, satu daerah yang hampir semuanya berbisnis peti mati. Baik sekali bapak dan ibu tempat kami melihat-lihat, padahal cuma sebentar, kami disuguhi minuman. Bapak itu bercerita tentang sejarahnya kenapa daerah itu banyak yang menjual peti mati, tentang macam-macam peti mati, tentang peti mati yang susah dibuat. Bapak itu juga bercerita bahwa dia mempunyai foto barong dalam bentuk nyata. Katanya "ditaruh saja di internet biar orang-orang tau".




Karena tidak tau tujuan selanjutnya mau kemana, Pak Kidi mengajak kami ke tempat sablon ukuran besar. WOW! Saya baru pertama kali ke pabrik massal tempat kain-kain yang biasa dijual di pasar-pasar. Kain-kain ini juga di ekspor keluar negeri, Brazil salah satunya. Kain-kain di bentangkan dan yang menyablon 2 orang, disisi kanan dan kiri. Setelah semua warna sudah siap, kain-kain ini di panaskan, lalu digantung diatasnya. Setelah Kering, kain-kain ini dicuci, lalu di jemur. Seru sekali dapat melihat proses sablon massal. Dan saya membayangkan tugas kuliah saya yang harus menyablon baju 6 lusin.


Setelah itu kami makan siang di ayam goreng Widura. Bentuknya seperti ayam goreng biasa, tapi rasanya, luar biasa, berbeda. Lalu kami menuju alun-alun selatan, berputar-putar sambil dijelaskan sejarah keraton oleh bapak tourguide. Favorit saya adalah kaca yang terdapat di ruang makan keraton. Sambil menunggu jam 5, bapak Kidi mengajak kami ke Taman Balai Kambang. Saya suka sekali taman ini, tersedia wi-fi, banyak binatang yang dibiarkan berkeliaran, rindang. Seperti taman pada umumnya, kebanyakan pasangan yang duduk-duduk di taman Balai Kambang. Epih akhirnya menyusuli kami untuk salam perpisahan. Kami menuju stasiun, tidak lupa foto dengan Pak Kidi yang baik hati. 



Semoga saya bisa kembali lagi ke Solo melihat semua festival yang ada. Amin