Wednesday, April 25, 2012


Dibalik setiap tangis, pasti selalu ada tawa di belakangnya.
Begitu pula sebaliknya.

Tuhan memang adil


Monday, April 16, 2012


"besok ke PMI aja yuk, buka kan ya hari libur?"
"ke Garut aja yuk, naik gunung"
"Ya kali naik gunung"
"ke Garut apa ke Bogor hayo?"






Papandayan, Garut. Sebuah trip singkat super random tanpa rencana yang sangat menyenangkan. Jalanan menuju kesana sangat rusak, untungnya Roxxane si kecil yang tangguh dapat melewati. 6 jam trekking, tidak jadi ke Tegal Alun karena sudah kesiangan gara-gara salah ambil jalan. Mungkin lain kali memang harus kembali.

Merci Monsier :)









How I Stayed Alive When My Brain Was Trying to Kill Me



Sunday, April 15, 2012


Semester delapan yang berarti Tugas Akhir (TA), yang berarti saya akan menyudahi masa-masa perkuliahan. Tema yang sangat teramat saya inginkan adalah membuat publikasi buku tentang Songket Minangkabau. Saya sangat bersemangat dalam mencari segala artikel dan berbagai informasi. Dan proposal yang saya kerjakan yang paling niat tentang Songket Sumatera ini. Sedangkan 2 tema lainnya, saya kerjakan H-beberapa jam sebelum pengumpulan tema. 

Kenyataan berkata lain, kenyataan berkata bahwa tema yang saya sangat ingin-inginkan tidak terpilih. Agak sedikit kaget, karena yang terpilih malah judul ketiga saya, judul yang sama sekali belum saya cari informasinya, City Branding Sumatera Barat. Sempat bingung dan ingin mempertahakan tema yang saya inginkan, namun setelah berdiskusi dan meminta saran 5 dosen yang ada di kelas saya, akhirnya saya memutuskan untuk membuat tema yang dipilihkan dosen itu, ya saya memang labil.


"Branding itu seru lagi, siapa bilang kamu engga bisa bermain, coba kamu liat olympic, itu seru banget"


Berbekal tangan kosong dan sok menyemangati diri sendiri, mencari informasi ke Dinas Pariwisata, Anjungan Sumatera Barat TMII, Perpustakaan UI, dan ke Sumatera Barat-nya langsung.

Ini bagian yang paling saya senangi, jalan-jalan. Untung saja 2 teman saya Fandi Ahmad dan Rizky Radian juga mengambil tema yang berhubungan dengan Sumatera Barat. Dan kampung mereka juga di Sumatera Barat. Setelah meminta izin kepada ayah saya, saya dibolehkan berangkat. Pada awalnya ayah saya agak kaget dan khawatir. Ayah saya kira teman selama di SumBar adalah 2 orang perempuan. Tapi alhamdulillah tetap dibolehkan, dengan disana bakal diantar-antar oleh Mak Aciak dan Tante Evi.



Kami tiba di Kota Padang kira-kira pukul 8. Beruntungnya, om dan tante saya juga sedang ke Padang, dan kami bisa menginap di rumahnya. Tujuan saya ke Padang yaitu ingin berkunjung dan mencari data ke Dinas Pariwisata Sumbar. Hanya itu. Sisanya saya hanya ingin jalan-jalan (sambil mengamati tentunya). Saya baru pertama kali ke Siti Nurbaya Park. Di atas kita bisa melihat pemandangan pantai air manis, dan pulau-pulau kecil lainnya.

Di Padang, kami hanya 2 hari 1 malam. Ingin mencoba cendol patimura yang kata Eki enak banget, tapi sangat kurang beruntung, ketika sampai sana sudah tutup. Selanjutnya kami menuju Bukit Tinggi. Disana kami tinggal di trumah neneknya Fandi. Karena tidak enak dengan Mak Aciak dan Tante Evi yang bakal bersama kita terus. Akhirnya kami memutuskan untuk menggunaka mobil Eki yang ada di Bukit Tinggi. Dan Mak Aciak dan Tante Evi bisa pulang kerumah masing-masing. Ayah saya sebenarnya tidak suka dengan ide ini. Tapi karena argumen yang kuat, alhamdulillah diperbolehkan.




Di Bukit Tinggi, kami berjalan-jalan pagi di sawah, pergi ke rumah sodara-sodaranya Fandi, melihat pembuatan keripik ubi (kalau engga salah), ke Ngarai Sianok, lubang Jepang, melihat kuda-kuda dan jalan-jalan ke pasar tentunya. Dan ini pertama kalinya saya makan makanan padang dengan lauk yang rame. Biasanya saya makan selalu kering, no kuah, no sambel, no sayur. Tidak seperti Fandi dan Eki, saya orang Padang KW10000. Tidak bisa bahasa padang, hanya bisa mengerti, itu juga hanya sedikit. Tidak hafal jalan-jalan di Padang, tempat-tempat seru di padang. 

Malam minggu kami habiskan di Taruko lalu ke Jam Gadang. Taruko adalah sebuah café yang pemandangannya adalah Ngarai Sianok. Mungkin ini adalah tempat gaulnya anak muda Bukit Tinggi, karena pegunjungnnya lumayan ramai. Lalu menuju Jam Gadang, malam minggu disana tenyata sangat ramai. Banyak sekali anak muda yang berkumpul dan berkelompok. Di satu sisi ada kelompok anak muda menari shuffling, disisi lain ada yang breakdance, rollerblade, dangdut. Dan ada satu bapak-bapak yang menarik perhatian saya, tidak ada yang melihat dia, tidak seramai anak muda yang dikerubungi. Bapak itu memainkan Saluang. Kontras, ironis.


Selama seminngu kurang (karena sewaktu di Pekanbaru kami berpisah ke rumah masing-masing) saya bersama Fandi dan Eki, ketawa-ketiwi, bersenang-senang, jalan-jalan, tidak terlupakan. Semoga saja TA saya lancar jaya selalu, di realisasikan kalau bisa (ngayal). Semoga seluruh mahasiswa tingkat akhir di beri kelancaran dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Amin


Teaser liburan yang dibuat oleh Fandi