Monday, January 23, 2012



This country is so beautiful and also pathetic

Isn't it?


Sunday, January 22, 2012



Perjalanan baru di mulai

Lagi santai, tapi tetep aja kepikiran

Balada mahasiswa tingkat akhir

(Dibuat di pagi hari, terbagun gara-gara kepikiran TA)



Saturday, January 21, 2012




ketika kemalasan melanda

tiba-tiba Dewi Kwan In memberikan pil semangat

(di sela laporan kerja praktek)


Wednesday, January 11, 2012



"beep..beep..beep"

"save me, will you?"

Tuesday, January 10, 2012







telah aku karang

mimpi yang menjadi nyata

sebagai jurnal perjalananku

menuju ketiadaan





Saturday, January 7, 2012



"Ma, uni mau pergi ke Bromo ya.."
"Ha?Baru juga pulang, kok udah pergi lagi. Jalan-jalan mulu"
"Yaa kan sebagai awal dari keliling Indonesia"
"Ya Allah, semoga anakku diberikan taufik dan hidayah"
":)"

Untung saja tidak hanya sekedar wacana. Berawal dari keinginan Nisul dan saya yang ingin ke Bromo dengan rencana awal hanya pergi berdua, namun seiring berjalannya waktu sembari mengajak yang lain, akhirnya terkumpul 11 orang pasukan yang menginginkan tahun baru di Bromo. Namun satu persatu mengundurkan diri yang akhirnya menyisakan 7 orang saja. Saya, Nisul, Opi, Nugi, Koko, Idham, dan Alif. 

Desember 29, 2011

Berkumpul siang hari di rumah Opi, berangkat menuju Terminal Senen dengan mencarter angkot. Kereta Kertajaya, pukul 15.00, kami berangkat, menyiapkan diri masing-masing untuk 14 jam lebih kedepan. 

"Sekarang sudah di berlakukan peraturan tidak ada tiket untuk yang berdiri de, ibu udah 12 tahun naik kereta ini,  kalau dulu ibu sampai duduk dilantai, dilangkah-langkahi sama anak muda, padahal ibu punya tiket. Pada ga sopan. Kalau sekarang udah pada di tarik-tarikin sama petugas"


Peraturan sudah diperketat, tidak seperti dulu waktu saya pergi ke Jogja. Banyak orang yang membayar petugas untuk mendapatkan apa yang bukan haknya. Duduk di lantai, dibawah kolong, berdempet-dempetan. Mudah-mudahan peraturan ini dijalankan untuk seterusnya.


Desember 30, 2011

Sekitar jam 7 pagi kami tiba di Surabaya, dikarenakan Koko mempunyai sodara disana, kami dipinjamkan mobil untuk pergi ke Bromo. Sebelum berangkata ke Bromo, kami makan siang di Soto Ayam Pak Djayus dan pergi ke rumah saudaranya Koko untuk bersih-bersih. Saya baru pertama kali ke Surabaya, ternyata udaranya lebih panas dari Jakarta, tidak ada angin, hanya matahari yang menyinari.

Entah pukul berapa kami berangkat ke menuju Bromo. Kami sampai disana sekitar jam 6 sore. Mencari penginapan yang sudah kami hubungi sebelumnya. Like a Pro,  saya hanya mengenakan leging, kaos, sweater, sendal. Saya tidak terbiasa dengan udara dingin, dan udara disana dingin sekali, super, sangat, sungguh. Mengisi perut di warung indomie, lalu berjalan-jalan sambil menunggu Pak Basor yang susah sekali di hubungi.

"Sebelumnya gw mau minta maaf, gw ga enak banget sama kalian"
"....hah?kenapa lif?"
"Gw mesti balik ke Jakarta sekarang, ada urusan"
"Lah lah lif, kan kita baru aja nyampe, belom juga naro barang, kenapa?emang mesti banget balik?"
"Iya, gw mesti udah ada di Jakarta jam 7 malem besok"
"Yaah Alif, masa lo cuma ngerasain capeknya doang, kita kan belom seneng-seneng"

Tiba-tiba saja Alif diharuskan sekali pulang ke Jakarta, entah apa penyebabnya (masih misteri sampai sekarang). Alif pulang malam itu juga, dengan memesan bis malam, dan turun menggunakan ojek. Akhirnya Pak Basor, Basro, Basir (entahlah siapa nama dia sebenarnya) bisa dihubungi. Lalu kami menuju rumah tempat kami menginap.

"Pembayarannya bisa dilunasi sekarang, tapi airnya masih mati ya, baru besok bisa dibenarkan"

Susah sekali menawar hingga mencapai harga yang diinginkan, mungkin dikarenakan menjelang tahun baru. Trik minta-tolong-kalau-kita-ini-masih-anak-kuliahan pun tidak mempan :3



Desember 31, 2011

Sudah direncanakan dari sebelumnya, bangun pagi hari ini sangat diharuskan. Pukul 5.30 kami keluar dari rumah, tapi sayangnya ini sudah terlalu siang. Matahari oranye yang menyengat sudah berada di sekian derajat. Hari ini kami berencana untuk naik keatas Bromo dengan berjalan kaki. 



"CEENDYYYYYYYY!!!"
"......."
(celingak-celinguk, bingung siapa yang manggil)
"Cendyyy!!"
(liat keatas, siapa tau Nicholas Saputra yang manggil)
"IQBAAAAAAAAAL, aaaa kok bisa ketemu siih. Lo sama siapaaa baal?"
(semangat+kaget tiba-tiba bisa ketemu temen, udah lama ga ketemu)
"Ini sama temen-temen gw"

Perjalanan menuju Bromo ternyata cukup melelahkan, kalau tidak salah ingat kurang lebih sekitar 2 jam-an kami berjalan. Dilihat dari atas sepertinya lumayan dekat. Namun realita berkata lain, mungkin yang saya lihat diatas tadi hanya ilusi. Ramai sekali diatas sana, seperti menunggu antrian di Dufan. Kuda-kuda, penjual, pengunjung. Ternyata naik tangga ke atas Bromo sangat membuat saya ngos-ngosan, maklum udah ga pernah olahraga (alibi).





Diatas Bromo yang kita bisa lihat kawah, pemandangan yang super, orang-orang yang terlihat seperti mainan. Duduk-duduk beristirahat ditempat yang tidak terlalu banyak orang. Ekstra hati-hati saja berjalan diatas, takut kecemplung ke kawah, dan iri melihat cewe di depan saya yang jalannya santai ibarat lagi jalan di Mall. 

"Lo abis dari mana baal?"
"Dari Ranu Kumbolo, rame banget disana, gw berempat sama temen gw"
"Iiih, seru banget sumpah. Kok Rika ga ikuut bal?"

Cepet juga dia naik keatas. Like a Pro, naik ke atas hanya mengenakan kaos. Kami memutuskan untuk turun lewat jalur yang lain, tidak menggunakan tangga, melainkan lewat pasir. Awalnya saya takut, karena tinggi dan miring. Apa kabar banget kalau saya tiba-tiba terguling sampai bawah. Jalan selangkah demi selangkah, sudah mulai terbiasa, lalu pada akhirnya lari-lari naik turun karena terlalu senang. Kami melewati pasir yang berbukit-bukit. Walaupun jarak yang ditempuh lebih jauh, namun sangat sangat sangat menyenangkan. Pada awalnya kami berencana untuk mengunjungi Pura pada saat pulang, namun karena menggunakan jalur yang berbeda, rencana itu pun gagal.


Perut sudah berbunyi, kami menuju tempat makan. Jalanan aspal yang super menanjak, dengan tenaga yang sudah minim. Tiba-tiba lewat motor dengan seorang laki-laki (aka tukang ojek), Nisul dan Opi. Banyak yang menawarkan ojek untuk naik keatas, dikarenakan rintik hujan sudah mulai turun.

Kami makan di warung Tante Tolly, rasa dan harganya lumayan memuaskan. Iqbal dan teman-temannya lewat, mereka ingin melakukan perjalan ke madiun. Sesudah makan kami berjalan-jalan sebentar, menikmati pemandangan Bromo dan Gunung Batok yang kata Nisul bentuknya kayak 3D.



Januari 1, 2012

Kami mengingkan melihat matahari pertama di tahun 2012. Jadi kami tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi. Suara kembang api pergantian tahun membangunkan saya, Nisul dan Opi. Suaranya terlalu dekat, kita seperti berada di tengah peperangan. Kami pun keluar, ternyata kembang apinya dinyalakan di dekat rumah yang kami inapi. 

Kami sudah bangun dari pukul 2 pagi, namun kami baru bisa berangkat ke penanjakan sekitar jam 4 dikarenakan Jeep yang kami sewa telat datang. Entah berapa derajat, tapi dingin sekali. Jeep berhenti di tempat parkir, dan kami pergi keatas dengan berjalan kaki, banyak kuda yang disewakan. Ternyata ke atas penanjakan lebih melelahkan dan seolah-olah tak ada ujungnya. Apa kabarnya kalau saya naik gunung, mungkin saya adalah orang yang ditinggal di tengah perjalanan.



Diatas ramai sekali, dan sangat disayangkan mataharinya tertutup oleh awan, walaupun tidak seluruhnya. Mataharinya tidak sebagus kemarin. Puas menikmati sunrise dan mengabadikan momen, kami pun turun ke jalan yang tak berujung itu. Tujuan selanjutnya adalah padang rumput. Lebih dikenal dengan padang teletubbies, karena bentuknya seperti halaman rumah 4 bersaudara/sekawan itu.
Keindahan yang tidak bisa saya ungkap dengan kata-kata. Hijau hijau dan hijau. Kami mencari lokasi untuk berpiknik dengan tikar yang Nugi sudah bawa dari Jakarta, bekal seadanya kami bawa dari penginapan. Jalan-jalan, melihat pemandangan yang sangat jarang saya lihat, bercakap dengan alam. Awalnya kita berencana kesini dengan berjalan kaki, untuk saja tidak jadi, karena ternyata jaraknya sangat jauh.




Bapak supir menyampiri, karena kami sudah terlalu lama disini. Menuju ke atas, kabut sudah mulai turun. Padang pasir tertutup oleh kabut. Saya hanya bisa kagum sambil menikmati. Kami menuju warung tante tolly untuk makan siang.

"Cen, iqbal siapa?"
"Iqbal siapa sul?Iqbal Aditya?Iqbal Mughniy?"
"Bukan, Iqbalxramadhan tuh siapa?si Varyan nge tweet RIP"
"......."

Shock. Iqbal Ramadhan, saya baru bertemu kemarin. Masih bercanda-canda gombal. Masih jelas ingatan saya. Setelah mencari informasi, ternyata benar. Terjadi kecelakaan di Surabaya-Madiun yang menewaskan Iqbal dan satu orang temannya. Perasaan saya campur aduk masih tidak percaya. Memang ajal bisa datang kapan saja, satu pertanyaan saya, tapi kenapa?

"Selamat tahun baru Iqbal, selamat menempuh hidup baru disana :') "



Januari 2, 2012

Hari terakhir kami berada di Bromo. Kurang tidur dan berencana bangun siang, namun saya terbangun di pagi hari. Jalan-jalan sendiri menikmati matahari pagi. Hari ini sudah sepi, tidak seperti kemarin yang ramai seperti Dufan. Kami berencana menuju surabaya pada siang hari. Mandi pada hari ini entah mengapa jauh lebih dingin daripada hari kemarin. Kalau kemarin saya masih bisa mandi sambil bernyanyi-nyanyi, namun kali ini saya mandi hingga badan saya berasap. Mungkin ini adalah mandi dengan air terdingin yang pernah saya lakukan. 




Di Surabaya, kami menginap dirumah Pak De & Buk De nya Nugi. Sebelum kesana, kami menuju Ampel.  Sebenarnya tujuan kami bukan kesini, awalnya kami ingin ke Kya-Kya, namun ternyata disana sudah tutup. Kawasan Ampel adalah kawasan serba islam, banyak pedagang yang menjual berbagai macam barang-barang islami, kurma dan lain lain. Saya suka tempat tinggal disana, rumahnya berdempetan, seperti rumah yang ada di sitkom Suami-suami Takut Istri, gemes. Kami makan di Depot Al Mutlik yang menyediakan makanan khas Timur. Kambing ovennya lembut bukan main. 



Januari 3, 2012

Sebenarnya kami hari ini berencana makan es krim sambil duduk-duduk lucu di Zangrandi. Kurang beruntung, ternyata Zangrandi tutup di hari selasa. Hari ini adalah hari terakhir kami di Surabaya. Kali ini kami melewati jalur selatan menggunakan kereta gaya baru malam. Jalur selatan lebih jauh daripada jalur utara yang kita lewati sewaktu berangkat. Pukul 14.00, perbekalan untuk 16 jam kedepan pun udah disiapkan. TTS yang saya beli sewaktu berangkat masih banyak yang kosong. Perut sudah terisi dan kami pun memulai perjalanan menuju Jakarta.

Ditengah perjalan, tiba ada bapak dan anak yang duduk di tempat kami. Saya dan Nisul udah saling melihat, karena gelagat bapak itu sangat aneh. Celingak-celinguk seperti mencari sesuatu, tiba-tiba saja dia masuk ke kolong bangku saya. Masih ada saja yang nekat tanpa tiket. Peraturan dibuat memang untuk dilanggar (?)


Januari 4, 2012

Sekitar pukul 8 pagi kami sampai di Jakarta, Alhamdulillah saya bisa tertidur pulas di dalam kereta. 

"Ngasih ga ngasih yang penting senyum, mbeeek"
(Mbek?kenapa mesti ada suara kambingnya, hahaha)

"Ada kaos kaki, 10 ribu tiga, anti peluru, anti pecah, anti karat"

Perjalanan penutup tahun dan awal tahun ini sangat menyenangkan. Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan yang telah menciptakan pemandangan yang tiada duanya. Juga karena masih di berikannya banyak kesempatan di tahun 2011 ini untuk saya melihat dunia luar Jakarta. Mudah-mudahan di Tahun 2012 ini saya masih diberikan kesempatan dan rezeki agar bisa melihat keindahan yang lainnya. Tibet mungkin?

Amin