Wednesday, December 28, 2011





Something Something

an assignment for something


Thursday, December 22, 2011



Yang patut disyukuri adalah saya masih bisa diberi kesempatan untuk merasakan liburan, Bali. Kali ini saya berlibur dengan 3 orang teman dekat saya; Sakha, Ano, Evelyn (FYI: mereka masih single).  Liburan kali ini saya nobatkan sebagai "Liburan Terasyik 2011". Mengapa asyik, karena hampir semua dari to-do-list yang Ano buat terpenuhi dan saya merasa senang luar biasa pada liburan kali ini.



Satu



Kami berangkat dari Bandung menggunakan Air Asia. Satu kata ketika saya sampai di bandara "Ini bandaranya?kok?". Kaget, bandara di Bandung ternyata mini kayak lego. Di pesawat ada seorang anak kecil yang gantengnya luar bisa, namanya Raka. Mungkin kalau sudah besar nanti bakal saya pacarin, biar kayak Yuni Shara dan Rafi Ahmad.

Kami sampai di Bali, sekitar jam 7-an. Kami langsung menuju penginapan, untungnya penginapan yang kami ingin inapi masih ada kamar kosong. Losmen Arthawan, permalam Rp 90.000, dapat sarapan, kamarnya lumayan dan ada kamar mandi didalamnya. Kami memesan 2 kamar, namun karena tema liburan kami ini adalah "Kebersamaan", jadi kami tidurnya tetap di satu kamar, dan kamar yang satu lagi dibiarkan kosong (karena kita tidak bisa kalau hanya memesan 1 kamar saja).

Setelah menaruh barang dan bersih-bersih, kita jalan-jalan dan bertemu dengan teman Eve yang tinggal di Bali, namanya Andi Pang. Kongkow-kongkow sebentar, terdengar musik dari bawah yang agak keras volume nya, dan ini sangat melekat di otak. Lagu Adelle - Someone Like You diputar tapi dengan versi Disco. Bayangkan!





Dua


Setelah kemarin berselnacar di dunia maya, mencari-cari informasi. Hari kedua kami memutuskan untuk pergi ke pantai Amed, yang berada di Timur Bali. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 5 jam (karena kecepatan kami hanya 50KM/Jam). Ini adalah pertama kalinya saya mengendarai+menjadi penumpang motor selama ini dan sejauh ini. Naik turun belak belok bukit.


Ditengah perjalanan kami menyempatkan ke Gua Lawa. Lawa yang artinya kelelawar dalam bahasa Jawa. Di gua itu memang banyak sekali kelelawarnya, yang baunya bisa bikin lu-ma-nyun. Disana kami berkenalan dengan penjaga pintu masuk, namanya Putu. Putu orangnya ramah dan baik sekali, gaul pula. Ngobrol-ngobrol sebentar, foto-foto, bertukaran akun jejaring sosial. Kami makan siang disebelah tempat wisata ini. Makanan yang ditawarkan serba tuna, namun cara pengolahannya berbeda-beda, enak banget, apalagi sate tunanya. Satu set dikenakan Rp 25.000.





Sesampainya di Amed, kita langsung mencari penginapan, karena badan sudah sangat lelah. Akhirnya kita menginap di Home Stay Manis (Pak Mangku-081915676892). Penginapan kali ini sangat memuaskan, harga satu kamarnya Rp 180.000 dan boleh berempat.

Kami makan malam di Pacha Restaurant. Disana terdapat live music ber-genre Reggae. Awalnya restoran ini sepi, namun semakin malam, semakin banyak yang datang. Kami berkenalan dengan orang-orang disana ada Joli, Benny, Brata, Krilin (si bule Jerman), dll (saya lupa nama-namanya). Menari-nari sok asik diiringi musik Reggae, melupakan kelelahan perjalanan kita yang cukup jauh.






Tiga

Bangun lebih pagi dengan tujuan ingin melihat matahari terbit. Pergi ke pantai tapi ZONK! ternyata kami salah spot. Yasudahlah, mau diapakan lagi, duduk-duduk sebentar sambil menghirup udara pagi, lalu kami kembali ke penginapan. Yang lain pada kembali tidur, sedangkan saya memilih duduk-duduk lucu di gazebo dan mengobrol dengan Pak Mangku. Pak Mangku ini orangnya baik sekali, beliau menanyakan kabar kami apakah selamat sampai tujuan (ketika keluar dari Amed dan ketika ingin ke Jakarta). Kata pak Mangku, kebanyakan yang memiliki penginapan di Amed adalah orang-orang Belanda dan yang sering berkunjung adalah orang perancis. Katanya masih jarang orang lokal yang kesana.

Jam 9 kami kembali ke Pacha untuk bertemu dengan Joli, dia berjanji untuk menjadi tourguide disana.  Kami menuju pantai Banyuninh, kata Joli, disana terdapat bangkai kapal Jepang yang menjadi karang-karang yang indah.





Setelah sampai disana dan masuk ke dalam air untuk bersnorkling ria, UWOW, airnya jernih sekali, belum ada 5 meter  dari pantai sudah ada ikan-ikan berwarna warni, 10 meter sudah keliatan karang-karangnya, 20 meter sudah keliahatan karangnya. Kita tidak perlu menggunakan kapal ketengah lautan untuk melihat terumbu karangnya. Hanya dengan modal bisa berenang, saya bisa menikmati keindahan laut.

Sesudah puas melihat ikan-ikan gemes, lalu kita lanjut untuk makan siang di Warung Bali (Kadek-087861189197).  Perut sudah di manjakan, saatnya berpisah dengan Joli, Bu Manis, Pak Mangku, karena kami harus melanjutkan perjalanan kami. 




Tujuan selanjutnya, Ubud. Hari sudah malam, kurang lebih kami menempuh 3 Jam perjalanan yang cukup melelahkan dan cukup kedinginan (karena kita sempat kehujanan dan harus berteduh di warung yang ada di pinggir jalan). Setelah berputar-putar mencari penginapan, akhirnya kita menemukan penginapan yang sesuai dengan budget kami, Anugerah House. Awalnya harga yang ditawarkan tidak pas, namun setelah mohon-minta-tolong-dimaklumin-karena-kami-ini-masih-anak-kuliah-an akhirnya kami mendapatkan harga Rp 180.000/malam/kamar dan dibolehkan tidur ber-empat. Kami langsung tertidur pulas dan tidak makan malam karena oh badan ini sudah tidak kuat untuk beraktivitas.




Empat

Kata nya orang sukes bangun pagi, hari ke-empat saya (ter) bangun pagi, lapar belum diisi dari semalam. Setelah yang lainnya bangun dan menyuruput sedikit teh hangat. Kita langsung berangkat mencari sarapan. Berputar-putar menaiki DK BE dan DK EN (motor yang kita sewa) dan tidak menemukan tempat sarapan yang kita mau, akhirnya kita memutuskan untuk mengunjungin museum Antonio Blanco terlebih dahulu. "Maaf mba, museumnya baru buka jam 9". Kecewa, akhirnya kita memutuskan ke supermarket untuk sarapan. 

Kembali ke museum Om Blanco, pengunjung pertama pada pagi hari itu, mengeluarkan Rp 30.000 untuk membayar tiket masuk (dalam hati: mayan juga tiket masuknya). Tapi setelah keluar dari museum Om Blanco, senyum-senyum senang karena; satu, ada burung-burung gemes nan lucu yang bisa diajak-ajak foto. Dua, karya-karya Om Blanco inspiratif sekali. Tiga, Beli yang nge jagain, nemenin muter-muter dan karya-karya Om Blanco di jelasin. Empat, dapet minuman kopi caramel, tapi bentuknya kayak teh.




Setelah berlama-lama di museum Antonio Blanco, kami mengisi perut kami di restoran Icha, letaknya dekat supermarket Bintang yang tadi pagi kami kunjungi. Tempatnya kecil namun super nyaman, makanannya juga enak dan murah. Perut sudah penuh dan sudah mulai mengantuk, kami melanjutkan untuk berbelanja di pasar Ubud. Sayang waktu kesana kita kedapatan hujan, jadi agak berbecek-becek ria. Puas muter-muter dan ingin menunggu hujan reda, kami memutuskan untuk duduk-duduk cantik sambil makan es krim di seberang pasar (agak salah memang, hujan tapi makan eskrim). Hujan sudah reda dan kami kembali ke penginapan untuk mengambil tas yang kami titipkan. Lalu kami langsung menuju Kuta dan makan nasi pedes Bu Hanif yang sambelnya super sekali. Untung saja Losmen Arthawan masih mempunyai 2 kamar kosong, jadi kami tidak perlu mencari penginapan lagi.




Lima


Hari ini temanya "Santai kayak di pantai". Pertama kita ke Blue Point Beach, airnya subhanallah jernih sekali, banyak tebingnya, banyak batunya, namun kali ini saya tidak ada niat untuk melanjutkan belajar surfing episode 2. Dan lebih memilih untuk main-main air saja.




Setelah puas main air disini, kami melanjutkan ke Padang Padang Beach, letaknya tidak jauh dari pantai yang sebelumnya. Berleha-leha sambil membaca buku dibawah terik matahari. Rasanya surga-dunia-sementara. Banyak turis luar yang berjemur dan banyak turis lokal yang belanja. Makanan di sini rasanya standar, tapi karena lapar tingkat maksimal jadinya enak.

Sudah agak sore, kita beranjak dari pantai untuk bersih-bersih dan melanjutkan ke Pura Uluwatu untuk melihat pertunjukkan Tari Kecak. Untuk melihat pertunjukkan tari kecak dikenakan biaya sebesar Rp 70.000 dan Rp 3.000 untuk pintu masuknya. Mencari spot yang tepat agar dapat melihat sunset, tapi sayang sekali mataharinya ketutupan awan. Seru sekali menonton pertunjukan tari kecak, tapi sayang Dorothy sudah kehabisan tenaga, jadi saya tidak bisa mengabadikannya :(




Sepulangnya dari Uluwatu, kami merencanakan untuk makan di Jimbaran. Sweet sekali makan di pinggir pantai bareng teman-teman tersayang+angin laut yang kencang. Tiga perempat jalan kita makan, tiba-tiba saja hujan rintik-rintik. Akhirnya kami masuk ke dalam, suasana sweet nya hilang dan berubah menjadi suasana makan di rest area. Kekenyangan sampai lemas, lalu kami kembali menuju ke penginapan.


Enam


Hari ini kita ke Pasar Sukawati, muter-muter, belanja-belenji. Saya sudah bertekad untuk tidak boleh belanja. Namun oh-mengapa-sulit-sekali-menahan-hasrat-untuk-tidak-belanja. Akhirnya saya melepaskan uang saya untuk hal-hal yang ga penting tapi di penting-penting-in.

Pulang dari Sukawati kami berniat untuk makan di La Planca. Sudah muter-muter, tapi kok ga ketemu juga tempatnya. Kelelahan mencari, kami memutuskan untuk kembali ke penginapan dan makan di Nasi Pedas Bu Hanif (lagi), hari ini kulit ayamnya tersedia, hore!


Tujuh


Dompet Evelyn hilang diambil orang kemarin. Semoga yang mengambil diberikan balasan yang setimpal. Amin. Karena harus mengurus surat hilang, kami bagi menjadi 2 tim. Saya bersama Evelyn ke kantor polisi. Sakha dan Ano muter-muter belanja-belenji.

Sesudahnya dari kantor polisi, saya menemani Evelyn ke Gereja untuk misa sore. Nama gerejanya St. Franciscus Xaverius. Perdana ke gereja dan pasturnya berbicara dengan bahasa inggris. Seusai misa, kami berdua menuju kopi pot untuk nyamperin ibu-ibu yang abis belanja. Sambil menunggu hujan yang cukup lebat, kami ngobrol-ngobrol dan saya tertidur.




Delapan

Hari terakhir di Bali, kami naik pesawat pukul 10.45 menuju Bandung. Liburan singkat sudah berakhir. dan kembali ke realita hiruk pikuk Jakarta. Walaupun singkat namun berkesan, seru, menyenangkan, banyak cerita, pengalaman baru, teman baru dan lain lain lainnya. Mari menabung dan rencakan liburan selanjutnya! Yeah! :D