Sebenarnya kalau dibilang basi, ya cukup basi yah. Saya ingin sedikit (atau banyak) bercerita tentang perjalanan saya selama di NTT. Perjalanan di mulai dari bulan September tepatnya tanggal 10. Sudah cukup lama ternyata, 6 bulan lebih saya selalu tidak menyempatkan diri (atau mungkin malas) untuk bercerita di blog. Kalau saya bercerita tentang liburan super panjang saya ini, ada saja yang bertanya, "Sama siapa?", "Boleh emang sama nyokap lo?kok bisa?", "Berapa lama disana?", "Nginep dimana?", dan lain-lainnya.
Jadi awal mulanya adalah celetukan teman saya, Nisul. "Ke Flores yuk cen!". Kurang lebihnya dia nyeletuk setahun sebelum kami beneran berangkat menuju Indonesia Timur. Saya mah ayuk-ayuk aja diajak jalan. Dan seiring berjalannya waktu, melewati fase stres nan hectic mengerjakan Tugas Akhir dan kerjaan kantor. Dua atau tiga bulan sebelum keberangkatan, kami mulai membicarakan tentang kepastian untuk pergi ke Flores. Dan keputusannya adalah: Pergi ke NTT berdua dari ujung ke ujung dengan jangka waktu yang lama dan jangan mikirin pulang kapan. Yang pastinya harus pulang sebelum wisuda. Intinya liburan santai nan mandiri tanpa pacar. (Karena kalau pergi ada laki-lakinya pasti pengennya leha-leha, biar anak laki aja yang urus :p). Lalu kami menyusun internary.
Saya sudah meminta izin sebelumnya kepada orang tua saya setiap 3 bulan sekali, biar mereka ingat (terhitung dari celetukan Nisul). Tapi namanya sudah berumur, pasti saja ada yang lupa. Jadi beberapa minggu sebelum berangkat dan tiket sudah di tangan, tiba-tiba orang tua saya melarang saya untuk pergi ke NTT. Rasanya seperti di lempar dari gedung tertinggi di dunia, hancur. Saya sedih luar biasa, saya sudah sangat bersemangat untuk melakukan perjalanan ini. Saya sudah izin dari setahun yang lalu, dan selalu di ulang setiap 2-3 bulan sekali, dan dibolehkan. Tetapi kenapa menjelang hari keberangkatan tiba-tiba tidak dibolehkan. Segala drama pun akhirnya di lewati, sampai Nisul pun di libatkan (maaf seribu maaf). Kerjaan kantor pun sudah hampir saya selesaikan, dan saya sudah minta izin sebulan sebelum kalau saya akan pergi lama, alhamdulillah di bolehkan :)
10 September 2012
Backpack 55 lt sudah penuh, saya membawa 15 Kg di punggung saya. Pak Lukman dan Koko yang mengantar kami ke bandara. Karena sedang ada kerjaan, Idham tidak bisa mengantar saya ke bandara. Seperempat perjalanan, saya baru menyadari handphone dan dompet saya tertinggal, entah dimana. Ah ada ada saja, padahal jalanan macet. Tidak lama Kodo ditelepon Idham, bilang kalau mbak Narti nelpon ngasih tauin kalau dompet saya terjatuh di jalan (kecerobohan ke 874923 Cendy Mirnaz). Untung saja adik saya ada di rumah dan mau mengantarkan dompet saya ke tempat kami berhenti.
Deg-degan, kami takut ketinggalan pesawat, jalanan seperti biasa kurang bersahabat. Untung saja kami sampai tidak terlalu mepet. Dan ternyata pesawat yang akan kami naiki terlambat datang. Kami akan menuju Surabaya terlebih dahulu. Kenapa ga langsung aja ke NTT?karena kantong kami pun kurang bersahabat untuk membeli tiket langsung NTT.
11 September 2012
Kami menginap di rumah tante Nining, tantenya Nisul, untungnya rumahnya tante Nining dekat dengan bandara. Selanjutnya kami akan menuju Mataram, Lombok. Hanya untuk transit semalam, sama halnya ketika di Surabaya. Sesampainya di Lombok, kami menggunakan DAMRI untuk menuju penginapan yang dekat dengan terminal. Kami menginap di Hotel Orindo. Kamar sederhana dengan 2 kasur, kipas, dan wc didalam. Tapi kipasnya ketika dinyalakan suaranya seperti ada badai (hanya menebak, saya tidak tau suara badai seperti apa). Putarannya terlalu berlebihan, yang membuat kami berimajinasi berlebih juga, bagaimana jika kipas itu rusak dan jatuh menimpa kami yang sedang tertidur.
Setelah menaruh tas kami dan bersantai sebentar, kami pun mencari makan sore. Ternyata tidak jauh dari tempat kami menginap, ada agen perjalanan menggunakan kapal. Kami bertanya sebaiknya menggunakan kendaraan apa untuk menujuu NTB. Setelah beberapa lama mengobrol, dia mengenalkan tetangganya. Yang ternyata anak dari tetangganya itu besok akan pergi menuju NTB dengan menggunakan pick-up. Setelah mengobrol dengan anaknya, saya kira gratis eh taunya bayar. Mas Ipin, nama anak tetangga pemilik agen perjalanan itu. Dan Bu Odah adalah ibunya. (saya lupa nama pemilik agen perjalanan). Malam harinya kami di ajak ke rumah bu Odah untuk makan malam,
12 September 2012
Rencananya kami akan menuju NTB pukul 3 sore, jadi sambil menunggu waktu keberangkatan, kami memutuskan untuk pergi ke pantai sengigih di pagi hari. Cukup lama kami bersantai-santai di pantai, pulangnya kami menuju pasar, untuk mencari makan siang. Check out jam 12 siang, setelah itu kami menuju rumah Bu Odah. Supaya tidak ketawan bos nya mas Ipin kalau kami menumpang, pukul 3 atau 4 kami menuju SPBU untuk di jemput Mas Ipin. Setelah lama menunggu, ternyata mobil yang akan dibawa belum siap. Jadi kami harus menginap satu malam lagi, namun kali ini kami menginap[ di rumah Bu Odah. Disana kami berkaraoke lagu Mataram dengan Icha, anaknya mas Ipin. Icha ini anak yang sangat lucu dan pintar, selain gemar menyayikan lagu yang ada di Lombok, dia juga juga bisa menyanyikan lagu barat yang sedang nge-hits "Sammmwaan laiik yuuuu"
13 September 2012
Pukul 11 kami kembali lagi ke SPBU yang sudah kiami datangi kemarin. Kali ini mobil sudah siap, kami pun berangkat menuju pelabuhan.
NTB, sore hari akhirnya kami sampai juga di Sumbawa. Perjalanan langsung dilanjutkan hingga akhirnya kita berhenti di Bima pukuk 2 dini hari. Ternyata di mobil pick up yang satu lagi, ada seorang penumpang seperti kami, dia ingin menuju Bima (kalau tidak salah). Dia membawa seekor ayam, sampai sebelum pemberhentian pertama dia masih duduk di kursi penumpang. Namun setelah makan malam, dia memutuskam untuk duduk di belakang mobil pick-up untuk menemani ayam nya. Saya sangat terheran-heran menngapa dia begitu relanya mau duduk di belakang kedinginan terkena hembusan angin. Karena perjalanan yang kami akan tempuh tidak sebentar, kami masih akan menempuh 5 jam perjalanan. Dan dia tetap bertahan di belakang sampai ke tempat tujuannya.
Walaupun cukup melelahkan menyusuri NTB dari ujung sampai ujung, namun saya terhibur dengan pemandangan yang disuguhkan.Banyak sekali kuda-kuda yang berkeliaran di lapangan luas. Pemandangannya pun sudah berbeda dengan Jawa dan Bali. lebih dominan warna coklat dan kering.
14 September 2012
Akhirnya sampai juga di pelabuhan Sape pukul 8 pagi. Kami harus berpisah dengan mas Ipin, dikarenakan kapal tidak dapat lagi memuat mobil masuk, yang mengharuskan mas Ipin menunggu hingga keesokan harinya. Sampainya di kapal, ternyata memang keadaan kapal sangat penuh, Beruntungnya kami mendapatkan tempat duduk di dalam yang ber-AC.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam (atau 8 jam, saya lupa) , akhirnya kami sampai NTT! *Horee!
*kami belum ganti baju sealam 5 hari karena belum sampai NTT
"Nona Ruteng nona"
"travel travel traveeeelllll"
" mau kemana nona?"
"Ruteng ayo ruteng"
"BEMO BEMO OJEG"
14 September 2012
Akhirnya sampai juga di pelabuhan Sape pukul 8 pagi. Kami harus berpisah dengan mas Ipin, dikarenakan kapal tidak dapat lagi memuat mobil masuk, yang mengharuskan mas Ipin menunggu hingga keesokan harinya. Sampainya di kapal, ternyata memang keadaan kapal sangat penuh, Beruntungnya kami mendapatkan tempat duduk di dalam yang ber-AC.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam (atau 8 jam, saya lupa) , akhirnya kami sampai NTT! *Horee!
*kami belum ganti baju sealam 5 hari karena belum sampai NTT
"Nona Ruteng nona"
"travel travel traveeeelllll"
" mau kemana nona?"
"Ruteng ayo ruteng"
"BEMO BEMO OJEG"